Senyum Cantik di Bibir Anita

Vivi Hajar Ashfiyah, S. Pd (Duki No. 726)
Guru SD Negeri Mustikajaya II, Kota Bekasi – Jawa Barat

Komik ini menceritakan tentang seorang ibu bernama Aminah yang sedang mengandung, setelah diperiksa ke dokter, ternyata bayi dalam kandungannya mengalami kelainan pada bibirnya. Mendengar hal tersebut, dia merasa sedih. Suaminya menguatkan hati istrinya agar bersabar dan akan mengobatinya jika ada rezeki. Lambat laun istrinya menerima keadaan dan tidak menangis lagi.

Pada suatu hari, Bu Aminah merasakan sakit dan akan melahirkan. Dia menelepon suaminya yang sedang bekerja. Karena suaminya masih bekerja, dia diantar oleh Bu Broto tetangganya. Sesampainya di rumah sakit, Bu Aminah langsung diperiksa oleh suster. Dokter kandungan datang dan menangani proses kontraksi kehamilan Bu Aminah. Bebapa jam kemudian, lahirlah bayi Bu Aminah. Ternyata benar, bayi terlahir dengan dengan celah bibir di langit-langit (CBL) dua sisi atau disebut bilateral cleft lift anda palate. Hal tersebut mmebuat Bu Aminah tidak mau melihat bayinya.  Bayi itu diberi nama Anita.

Hari-hari Bu Aminah dipenuhi keksalan pada bayi itu. Namun, bagaimanapun juga ia adalah ibu dari bayi itu, sehingga ia jadi tidak tega saat mendengar suara tangis bayinya. Ia pun mulai mengurus bayinya dan menyusuinya. Melihat mata bayi yang tidak berdosaitu, perlahan ia mulai menyayanginya.

Tahun demi tahun berlalu, tidak terasa Anita sudah memasuki usia 10 tahun. Anita dibesarkan dengan penuh kasih saying dari kedua orang tuanya. Namun Anita menjadi rendah diri karena sering diejek oleh teman sekolahnya. Anita sedih dan menangis  mendapatkan perlakukan dari teman-temannya. Dia mengadu kepada orangtuanya. Bu Aminah menenangkan Anita dan berusaha mencari solusi untuk kekurangan anaknya.  Bu Aminah bergabung dengan forul CBL aagar mendapatkan informasi yang jelas.

Bu Aminah dan suaminya juga berkonsutasi ke dokter. Dokter mengatakan bahwa Anita siap untuk dioperasi. Ayahnya mengurus surat pengantar untuk mendaftarkan Anita untuk operasi bibir sumbing.

Waktu operasipun tiba, Anita semangat dan siap menjalankan operasi. Setelah dilakukan opersai, dokter memanggil orang tuanya untuk memberitahu bahwa operasinya berhasil. Beberapa hari kemudian Anita sudah boleh pulang. Dokter memberikan resep untuk diminum dan memberitahu makanan yang tidak boleh dimakan agar cepat sembuh. Satu minggu kemudian perban Anita sudah siap dibuka. Setelah dibuka perbannya, Anita terlihat sangat cantik.  Sejak itu hidup Anita berubah. Teman-temannya tidak mengejeknya lagi . Rasa ercaya dirinya mulai tumbuh perlahan-lahan dan mulai memiliki banyak teman.  BU Aminah membagikan pengalamannya ke forum CBL dan memberi saran dan semnagat untuk para orang tua yang memiliki anak dengan bibir sumbing.

Dari penggalan cerita tersebut, banyak pelajaran yang dapat kita dapatkan, antara lain:

  • Jika kita mendapatkan anak berkekurangan tetap harus menerima dengan ikhlas bagaimanapun keadannya.
  • Jika kita kita memiliki masalah, berbagi dengan teman atau forum yang mempunyai masalah yang sama agar mendapatkan solusinya.
  • Banyak bersyukur setelah melewati masalah yang ada.
  • Jangan membuli seseorang hanya karena mempunyai kekurangan fisik.