Masa Depan Tidak Instan

Rizal Gunawan Effendi, S.Pd (Duki No. 575)
Guru SD Negeri Tajem, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman – Daerah Istimewa Yogyakarta

Komik mengisahkan tentang persahabatan dan perjalanan kehidupan dua remaja yang tinggal di pinggiran kota Jakarta. Sebut saja Surya dan Wisnu. Seperti Surya dan Wisnu yang berskolah di tempat yang sama, kedua orangtua merekapun tinggal dan bekerja di perusahaan yang sama yaitu PT Bagus Karya Tekstil.

Surya adalah anak yang rajin, suka bekerja keras, sabar, gemar menabung dan memikirkan masa depan dengan teliti, meski saat ini baru menempuh pendidikan kelas 10. Sebaliknya Wisnu adalah anak yang masih senang menikmati masa remajanya. Ia sering menghabiskan uang sakunya hanya sekedar untuk jajan maupun main game. Tidak jarang ia kehabisan uang jajan karena bermain game. Wisnu sering membujuk Surya sahabatnya untuk bergabung bersamanya dan bermain bersama, namun Surya lebih memilih untuk bekerja paruh waktu di Kedai Kopi “Senja”. Setiap hari Surya berangkat ke sekolah dan sore hari hingga malam ia menjadi Barista di kedai kopi tersebut. Mengetahui hal ini Wisnu malah meledek dan mengatakan kenapa harus membuang masa remaja, apalagi mereka baru duduk di bangku kelas 10. Namun Surya dengan sabar menjawab, bahwa ia berniat menabung karena memikirkan biaya masuk universitas hingga lulus kelak membutuhkan biaya yang tidak sedikit, apalagi dengan penghasilan kedua orangtua mereka yang hanya buruh pabrik,

Waktu terus berjakan dan tidak terasa 2 tahun sudah berlalu. Waktunya ujian akhir tiba bagi siswa kelas XII, termasuk Surya dan Wisnu. Mereka sangat bersemangat dan berusaha keras untuk dapat meraih nilai terbaik kelulusan mereka. Pada saat pengumuman kelulusan, Surya mampu meraih nilai terbaik, sebaliknya Wisnu tidak begitu baik. Namun mereka dapat lulus bersama dan segera menatap bangku universitas impian mereka.

Keduanya mendaftar di Universitas yang sama, namun Wisnu tidak seberuntung Surya.

Surya dapat di terima karena nilainya cukup bagus, sedangkan Wisnu gagal karena nilainya jauh di bawah pesaing-pesaingnya.  Wisnu mulai merasa bingung, mau kemana ia melanjutkan studinya. Jika belajar di Universitas Swasta jelas membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun Wisnu beruntung memiliki sahabat bernama Surya, Surya bahkan bersedia membantu dengan meminjakan sebagian uang tabungannya untuk membantu wisnu melanjutkkan pendidikannya. Bahkan Surya menawarkan kepada Wisnu untuk bekerja di kedai kopi : Senja” karena mereka membutuhkan Barista sementara Surya Sudah diangkat sebagai supervisornya.

Akhirnya Wisnu menyadari kesalahannya dan mengucapkan terima kasih kepada Surya karena sudah membantu dan membuatnya sadar bahwa :

  1. Menyiapkan masa depan harus dilakukan dari sedini mungkin, meski itu mengalahkan kesenangan-kesenangan di Usia Remaja kita
  2. Tetap rendah hati dan tidak sombong
  3. Jika ingin berhasil maka kita harus bekerja keras dan tidak boleh malas, seperti pepatah, bersusah-susah dahulu bersenang –senang kemudian. Karena “MASA DEPAN TIDAK INSTAN”