Miskin Bahagia, Kaya Menderita

Ika Kartika Dewi, S.Pd., (Duki No. 81)
SD Negeri Bengle II, Majalaya – Karawang

Komik ini bercerita tentang kehidupan di sebuah kampung kecil. Tito adalah tokoh utama dari cerita ini. Ia tinggal bersama keluarganya dengan kehidupan yang sederhana. Priinsip ayahnya mangan ora mangan ngumpul. Jadi ayahnya ini tidak hanya mementingkan pekerjaan, ia juga sangat perhatian kepada keluarganya. Kebiasaan keluarga ini adalah makan malam bersama yang dilanjutkan dengan bercengkerama untuk menghangatkan suasana kekaluargaan.

Namun, rupanya Tito tidak puas dengan kehidupan sederhana seperti itu. Ia kerap meminta sesuatu yang di luar kemampuan orang tuanya. Ia berpikir bahwa prinsip ayahnya mangan ora mangan ngumpul adalah salah. Menurut Tito hidup itu harus banyak uang.

Tito bercita-cita ingin menjadi kaya. Ia belajar sungguh-sungguh demi mencapai keinginannya menjadi orang kaya. Tito pun akhirnya menyelesaikan sekolah sampai jenjang kuliah dengan mendapatkan beasiswa. Kemudian Tito bekerja di sebuah perusahaan furniture.

Tito sangat rajin bekerja. Hari-harinya disibukkan dengan pekerjaan. Kemudian Tito bertemu jodohnya. Ia menikah dengan Erna. Setelah menikah Tito semakin rajin bekerja. Hingga akhirnya mereka dikaruniai sepasang putera dan puteri yang diberi nama Arka dan Putri. Anak-anak Tito jarang bertemu dengan ayahnya, karena kesibukan pekerjaannya. Istrinya sering menasehati Tito agar meluangkan waktunya untuk anak-anak. Karena anak-anak butuh sosok seorang ayah bukan hanya diberi materi. Namun nasehat istrinya tidak dihiraukan.

Sampai akhirnya karena kelelahan bekerja Tito jatuh sakit. Ia dibawa ke rumah sakit oleh bosnya. Isteri dan anak-anak Tito pun segera menemuinya di rumah sakit setelah diberitahu melalui telepon. Arka meminta pada bos ayahnya agar ayahnya diberi libur. Bos Tito ternyata orang yang baik. Karena melihat dedikasi Tito selama bekerja yang hampir tak pernah mengambil liburan maka dia pun memberikan libur selama sebulan agar Tito bisa berkumpul dengan keluarganya dan menikmati liburan. Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa perhatian untuk keluarga adalah paling utama. Karena walaupun banyak harta tapi gersang dengan kasih sayang maka suasana rumah tidak akan menyenangkan.